
Uji lapangan ini dimaksudkan untuk membuka jalan bagi penggunaan resmi rekayasa genetika nyamuk Aedes aegypti jantan untuk kawin dengan betina dan menghasilkan keturunan dengan kehidupan yang lebih pendek, sehingga membatasi populasi nyamuk berbahaya tersebut. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang menyebarkan demam berdarah, yang menewaskan 134 orang di Malaysia tahun lalu.Percobaan serupa di Kepulauan Cayman tahun lalu, yang pertama dari jenisnya, menghasilkan penurunan dramatis dalam populasi nyamuk di daerah kecil tersebut telah dipelajari oleh para peneliti.Rencana tersebut telah memicu kritik oleh beberapa pakar lingkungan hidup Malaysia, yang takut kemungkinan akan memiliki konsekuensi tak terduga, seperti penciptaan nyamuk secara sengaja itu bermutasi dengan tak terkendali. Kritik juga mengatakan rencana tersebut bisa meninggalkan kekosongan dalam ekosistem yang kemudian diisi oleh spesies serangga lian, yang berpotensi memperkenalkan penyakit baru.
Pemerintah berwenang telah mencoba untuk menghilangkan kekhawatiran dengan mengatakan mereka melakukan riset kecil-kecilan dan tidak akan terburu-buru dalam melakukan percobaan secara besar-besaran.Lembaga yang dikelola pemerintah Institute for Medical Research mengatakan nyamuk yang dirilis sekitar 6.000 nyamuk jantan yang non-menggigit steril di kawasan hutan tak berpenghuni di Malaysia Timur pada tanggal 21 lalu. 6.000 nyamuk Aedes aegypti jantan liar lainnya juga ditempatkan di area itu untuk perbandingan ilmiah, katanya dalam sebuah pernyataan.
Jumlah kematian DBD-terkait di Malaysia meningkat 52 persen tahun lalu dari 88 kematian pada tahun 2009. Infeksi dengue total naik 11 persen dari 2009 menjadi lebih dari 46.000 kasus tahun lalu.Demam berdarah adalah penyakit umum di Asia dan Amerika Latin. Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri sendi dan mual, namun pada kasus yang berat, dapat mengakibatkan pendarahan internal, penghentian peredaran darah dan kematian. belum ada obat yang diketahui atau vaksin untuk mencegahnya. (fq/ap)
Sumber : www.eramuslim.com
No comments:
Post a Comment