Di bidang penguasaan teknologi pesawat terbang, Indonesia telah terkenal sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memproduksi dan mengembangkan pesawat sendiri. Walaupun di bidang pemasaran produksi pesawatnya sendiri harus kita akui kita masih kalah bila dibandingkan dengan Brazil, yang mengembangkan EMBRAER dan memasarkannya ke seluruh dunia.
Akan tetapi, beberapa tahun belakangan ini, beberapa negara mulai mengalihkan perhatiannya ke pesawat buatan Indonesia, sebut saja Malaysia,
Pakistan, UAE, Philipina, dan Korea Utara, serta beberapa negara lainnya. CN-235 tampaknya akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas di beberapa tahun kedepan setelah lebih banyak negara yang sadar akan kehandalannya. Malaysia sendiri berencana memesan 4 pesawat tambahan untuk menambah jumlah pesawat CN-235 yang sudah mereka miliki (source).
Pakistan, UAE, Philipina, dan Korea Utara, serta beberapa negara lainnya. CN-235 tampaknya akan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas di beberapa tahun kedepan setelah lebih banyak negara yang sadar akan kehandalannya. Malaysia sendiri berencana memesan 4 pesawat tambahan untuk menambah jumlah pesawat CN-235 yang sudah mereka miliki (source).
Anda pasti berfikir, dengan semua kapasitas dan teknologi yang dimiliki Indonesia, kenapa sampai sekarang Indonesia belum membuat Jet tempur ?
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) akhirnya siap berkerja sama dengan Korea Selatan mengerjakan proyek pengembangan model pesawat tempur senilai US$8 miliar yang ditawarkan pemerintah negara tersebut kepada Indonesia.
Direktur Integrasi Pesawat PT DI Budiwuraskito mengemukakan sejumlah sarana dan prasarana yang dimiliki badan usaha milik negara (BUMN) tersebut mampu mengerjakan pesawat tempur sejenis T-50 Golden Eagle yang merupakan pengembangan pesawat oleh Korea Selatan-Amerika Serikat.
“Kalau memroduksi sendiri [pesawat tempur] belum bisa, tetapi kalau bergabung dengan Korea Selatan bisa terlaksana,” katanya kemarin.
PT DI memiliki pengalaman dalam bidang kualifikasi dan sertifikasi dalam memproduksi pesawat-pesawat yang berkecepatan rendah seperti CN-235.
Sementara itu, Korea Selatan berpengalaman dalam memroduksi pesawat berkecepatan tinggi atau melebihi kecepatan suara (1 mach) T-50 Golden Eagle.
“PT DI memiliki lahan, laboratorium, ruang perakitan, sumber daya manusia, dan lain-lain. Jadi sebetulnya tinggal penggabungan teknologi saja,” katanya.
Budi mengatakan pengembangan dan pembangunan model pesawat yang
ditawarkan Korea Selatan baru untuk jenis tempur (fighter), sementara pengembangan model pesawat jenis lainnya seperti jenis stealth (siluman), belum masuk program.
Dia menilai kerja sama pengembangan pesawat tempur kemungkinan bisa diwujudkan pada tahun ini setelah pemerintah Korea Selatan memberikan lampu hijau atas program kerja sama. “Pemerintah Korea Selatan tinggal menunggu persetujuan parlemennya dalam program pengembangan pesawat ini,” katanya.
Sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3736371
RI-Korsel Komitmen Kerja Sama Produksi Pesawat Tempur
Makassar, (tvOne).
Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) komitmen bekerja sama dalam produksi pesawat tempur pada 2020.
Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) komitmen bekerja sama dalam produksi pesawat tempur pada 2020.
Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia-Korsel itu sudah dilakukan pada tanggal 15 Juli 2010 di Seoul, Korea Selatan, jelas Menteri Pertahanan dan Keamanan, Purnomo Yusgiantoro.
“Pada 2020 nanti sudah ada generasi pesawat tempur yang dihasilkan dari kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan,” ujar Purnomo di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin, (27/9).
Dalam kerja sama itu, Indonesia dilibatkan dalam pembuatan pesawat tempur KFX. KFX sendiri merupakan singkatan dari Korean Fighter Experimental yang merupakan pesawat tempur rancangan Korea Selatan.
Sekjen Menteri Pertahanan dan Keamanan Marsekal Madya TNI Erris Herryanto mengatakan, dalam kerja sama itu Indonesia akan berusaha agar pembuatan KFX dapat dilakukan di Tanah Air, khususnya di PT Dirgantara Indonesia (DI). “Kita berharap pesawatnya dapat dibuat di sini (Indonesia). Ini akan dibahas dalam kesepakatan selanjutnya,” ujarnya.
Menurutnya, dalam kontrak kerja sama Indonesia-Korsel, lima prototipe ditargetkan untuk dibuat bersama. Satu dari lima prototipe itu akan dibuat di Indonesia sedangkan empat lainnya akan dibuat di Korsel.
Setelah kontrak kerja sama itu akan ada fase produksi pesawat tempur yang akan dilakukan di dalam negeri. “Setelah kontrak kerja sama itu akan ada fase dimana pesawat tempur akan diproduksi di dalam negeri,” terangnya.
Dalam kesepakatan yang ditandatangani Komisioner Kementerian Pertahanan Korsel dan Sekjen Kemhan RI Marsekal Madya TNI Erris Herryanto, Indonesia akan menanggung 20 persen biaya dan akan memperoleh 50 pesawat yang mempunyai kemampuan tempur melebih F-16 ini. (Ant)
sumber: : http://internasional.tvone.co.id/berita/view/44054/2010/09/27/rikorsel_komitmen_kerja_sama_produksi_pes
No comments:
Post a Comment