"NEK MARING BANJARNEGARA, ORA LENGKAP NEK ORA NCICIPI DAWET KHASE BANJARNEGARA “DAWET AYU BANJARNEGARA” WES NYEBAR NENG KOTA-KOTA GEDHE "
A. Selayang Pandang
,Tidak seperti Es Cendol biasanya, Dawet Ayu Banjarnegara ini mempunyai citarasa tersendiri,dari ramuan ramuan khusus yang di bubuhinya sehingga membuat lidah ketagihan ( itu kalo anda minum yang asli )
Dawet Ayu adalah sensasi lain yang bisa dijumpai di kota kecil Banjarnegara. Nama Dawet Ayu justru lebih dikenal orang dibanding Banjarnegara. Tak heran jika oleh pemerintah dan masyarakat Banjarnegara, Dawet Ayu dijadikan sebagai salah satu duta, ikon ataupun kekhasan yang melekat pada Banjarnegara.
Dawet Ayu adalah minuman khas Banjarnegara yang sekilas mirip dengan es cendol. Segelas Dawet Ayu memang terdiri dari cendol, santan dan gula, oleh karena itu sekilas mirip dengan es cendol yang lazim ditemui di daerah-daerah lain. Yang membedakan Dawet Ayu dengan es cendol adalah kualitas kekenyalan cendol dan citarasa dari gula. Cendol Dawet Ayu memiliki tekstur lebih kenyal dibanding dengan cendol biasa. Selain kekenyalan itu, cendol Dawet Ayu cenderung lebih pendek karena menggunakan bahan alami.
Cendol Dawet Ayu terbuat dari perpaduan tepung beras dan tepung tapioka (tepung jagung). Sedang warna hijau cendol Dawet Ayu diperoleh dari sari daun pandan. Sari inilah yang membuat cendol dawet ayu mempunyai aroma wangi. Saat masih berupa adonan, cendol kemudian disaring menggunakan ayakan bambu dengan lubang antara 0,25 hingga 0,5 cm. Kandungan alami dalam adonan tersebut membuat cendol yang disaring tidak bisa panjang. Kualitas ini tidak bisa dijumpai pada pembuatan cendol yang menggunakan bahan kimia. Rata-rata panjang cendol Dawet Ayu hanya mencapai 1-2 cm.
Setelah tersaring dan terbentuk, adonan tersebut dididihkan hingga muncul ke permukaan. Cendol yang masih hangat ini juga bisa menjadi penanda kualitas cendol Dawet Ayu. Semakin berkualitas cendol yang telah dididihkan akan semakin kuat pula aroma wangi pandan. Selain itu, kekenyalannya tetap terjaga. Cendol yang telah matang tersebut lantas dimasukkan ke dalam santan kental. Terkadang ada juga penjual yang langsung mencampur cendol dengan santan yang lebih encer. Namun air yang berlebih dalam santan biasanya akan membuat cendol memuai dan seringkali hancur. Kualitas santan ini juga menandakan kualitas Dawet Ayu. Penjual Dawet ayu yang asli biasanya hanya mencampurkan cendol pada santan kental, saat akan disajikan barulah santan yang lebih cair ditambahkan.
Selain cendol dan santan, bahan lain yang menentukan kualitas Dawet Ayu adalah gulanya. Gula yang digunakan dalam Dawet Ayu bukanlah gula merah cair (palm sugar/gula kelapa) melainkan gula aren. Gula ini terbuat dari tetesan nira pohon aren (Arenga pinnata). Aren adalah jenis pohon palem terpenting kedua setelah pohon kelapa (Cocus nucifera). Gula aren ini selain memiliki rasa manis yang natural, juga berbau harum. Dalam Dawet Ayu, gula aren pertama kali harus dicairkan. Setelah jadi, kemudian dicampur dengan potongan buah nangka atau durian. Perpaduan dari buah dan gula inilah yang menghasilkan aroma dan rasa yang khas. Gula inilah yang menjadi penanda pokok perbedaan dawet ayu dengan es cendol.
Dalam penyajiannya, Dawet Ayu biasanya disajikan dingin dengan menambahkan es batu. Biasanya, selain sebagai pelepas dahaga, dawet ayu juga digunakan sebagai pendamping makanan utama, karena itu di beberapa tempat di Banjarnegara, warung makan atau restoran juga menyajikan menu dawet ayu sebagai menu minuman andalan.
B. Keistimewaan
Dawet Ayu adalah jenis minuman yang sukar untuk dilupakan karena memiliki aroma yang khas. Meskipun berwujud minuman, Dawet Ayu mewakili ikon rempah dan hasil bumi yang juga dihasilkan di Banjarnegara, seperti jagung, buah aren dan durian. Keistimewaan aroma ini jarang bisa ditemui pada jenis minuman dingin. Karena itu Dawet Ayu bisa mewakili salah satu keistimewaan minuman dingin tersebut. Keistimewaan inilah yang juga menjadi pemikat wisatawan maupun warga Banjarnegara yang hidup di perantauan.
C. Lokasi
Untuk mencicipi Dawet Ayu, wisatawan bisa berkunjung ke Banjarnegara. Salah satu penjual dawet terkenal terletak di sebelah utara terminal Banjarnegara. Selain di Banjarnegara, Dawet Ayu juga bisa dinikmati di kota-kota tujuan wisata terutama di kawasan Banyumas, propinsi Jawa Tengah serta DIY Selain dilokasi-lokasi tersebut, dawet ayu yang kini semakin menasional juga dapat dinikmati di hampir seluruh kota besar di Indonesia bagian barat, seperti Jakarta, Surabaya dan Bandung. Di Jakarta bahkan dawet ayu sudah diwaralabakan.
D. Harga
Harga segelas dawet ayu berkisar antara Rp. 2.000,00 sampai Rp. 4.000,00
Minuman ini sangat khas rasanya, dan banyak sekali peminatnya, baik di nikmati padawaktu musim panas maupun hujan, Dawet Ayu Banjarnegara sudah menyebar di kota2 besar; Yogyakarta Surabaya, Jakarta, Bandung oh ya Di Pemalang juga sudah ada tuh Dox,Tidak seperti Es Cendol biasanya, Dawet Ayu Banjarnegara ini mempunyai citarasa tersendiri,dari ramuan ramuan khusus yang di bubuhinya sehingga membuat lidahketagihan ( itu kalo anda minum yang asli )nih gambar tempat asli warung Dawet Ayu.
Kalo anda singgah di Kota Banjarnegara tidak akan susah untuk memenukan kios Dawet Ayu, yang letaknya sangat dekat dengan Terminal antarkota, hanya berjarak 10 meter anda sudah bisa menemui kios tersebut rasakhas Durian asli yang di campur di Gula merahnya akan semakin membuat anda menggoyangkan lidah and
Jangan Salah lho ya, Dawet Ayu Asli Banjarnegara sudah banyak yang di modifikasi ( halah koyo motor aja ) maksudnya banyak yang berusaha menjual Dawet dengan nama DAWET AYU di embel-embeli ASLI Banjarnegara, namun sesuatu yang asli itu hanya akan ada satu dan tidak ada Copynya, Cabang-cabang Deawt ayu ini sudah banyak, jangan salah untuk membelinya
No comments:
Post a Comment