Keluhan yang sering muncul pada perokok yang mau berhenti adalah beratnya mengatasi ketergantungan. Belum lagi dampak yang timbul pasca berhenti merokok, lemas bad mood, sulit kosentrasi dan pusing. Alhasil perjuangan untuk berhenti merokok pun terkjadang hanya setengah jalan. Kini perokok yang ingin berhenti dapat terbantu dengan hadirnya verenicline, yakni obat non nikotin pertamayang secara khusus diciptakan untuk berhenti merokok. Obat tersebut telah diluncurkan di Amerika sekitar pada tahun 2006. Tahun ini, obat tersebut resmi beredar di Indonesia. Obat itu hadir sebagai upaya memerangi rokok yang berdampak baru bagi kesehatan. Apalagi menurut survei Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok laki-laki paling besar yaitu 69%.
Menurut Dr. Irwan Rustandi, verenicline memiliki cara kerja yang unik dan berbeda dengan produk berhenti merokok lainya, seperti nicotine replacement theraphy (NRT) dan bupropion. NRT bekerja dengan menggantikan kebutuhan nikotin perokok yang biasanya diperoleh dari rokok. NRT mungkin tidak mensuplai nikotin. Lain halnya dengan verenicline yang bukan merupakan terapi pengganti nikotin dan tidak mengandung nikotin.
KERJA NIKOTIN
Saat merokok, nikotin mulai diserap aliran darah dan diteruskan ke otak. Nikotin terikat di reseptor nikotinat antikolinergik 42 di ventral tegmental area (VTA). Nikotin yang terikat di reseptor 42 akan melepaskan dopamin di nucleus accumbens (nAcc). Dopamin itulah yang diyakini menimbulkan perasaan tengan dan nyaman. Tak heran bila perokok akan kembali merokok untuk memperoleh efek nyaman itu. Bila perokok mulai mengurangi atau berhenti merokok maka asupan nikotin berkurang dan pelepasan dopamin juga berkurang, akibatnya timbul gejala putus obat berupa iritabilitas dan stress.
Hal itu menyebabkan jalan untuk berhenti merokok menjadi sulit karena rasa ketagihan terhadap nikotin. Peran verenicline berfungsi sebagai pemutus rantai adiksi. Biasanya nikotin berikatan dengan reseptor 42, namun nanti yang akan berkaitan dengan reseptor 42 adalah verenicline yang bekerja dengan dua cara. Pertama, verenicline menstimulasi reseptor untuk melepaskan dopami secara pasrial, tujuanya untuk mengurangi gejala putus obat berupa pusing, sulit berkosentrasi atau badmood yang ditimbulkan dari proses berhenti merokok. Kedua, verenicline menghalangi nikotin yang menempel di reseptor. Jadi bila merokok kembali, nikotin tidak dapat menempel di reseptor, sehingga mengurangi rasa nikmat dari rokok tersebut. =Verenicline dapat diberikan pada perokok dewasa atau minimal usia 18 tahun yang ingin berhenti merokok. Verenicline dapat diberikan pada perokok berat maupun ringan. Dosis awal yang diberikan ringan yang ditingkatkan secara perlahan-lahan. Untuk mencapai kesembuhan berhenti merokok, dibutuhkan waktu selama tiga bulan, baik bagi perokok berat atau ringan.
Efek samping verenicline adalah mual, nyeri kepala, insomnia dan mimpi abnormal. Meski demikian, manfaat yang ditimbulkan dari berhenti merokok jauh lebih besar karena dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4 ribu bahan kimia dan 250 zat karsinogenik. Bahkan bahan kimia yang ditemukan pada asap tembakau (rokok) seperti aseton, butan, arsenic, cadmium, karbon monoksida dan toluene sama seperti yang ditemukan pada bahan industri. Jadi dapat dibayangkan bukan dampak buruk rokok?. **DK; Feny Apriyanti.
Ref: Klik